Selasa, 13 April 2010

Dilema Orangtua Zaman Sekarang

Awal pekan kemarin, saya mengundang orangtua siswa saya karena pada akhir pekan anaknya tertangkap tangan membawa HP ke sekolah. Bagi sekolah SMP yang lain peraturan siswa membawa HP (Hand Phone) agak longgar, tetapi di sekolah saya HP tidak boleh dibawa ke sekolah. Singkat cerita ketika saya berbicara dari hati ke hati dengan orangtua siswa tersebut terungkaplah kegundahan seorang orangtua. Beliau menyatakan bahwa HP dalam penggunaannya bisa mengganggu konsentrasi belajar, namun beliau takut jika anak tidak membawa HP maka akan sulit terlacak keberadaannya secarta real time. Diantara dilema ini saya mengajukan tesis untuk jangan terlalu khawatir tentang keberadaan anak, namun beliau tidak bisa menyembunyikan ketakutannya jika anaknya terjerumus kepada pergaulan yang negatif seperti kebanyakan anak SMP di desanya.

Pertanyaan yang muncul dalam benak saya adalah betapa "manja" nya siswa saya tadi? Permintaanya yang bisa dituruti orangtua sesegera mungkin diwujudkan oleh orangtua. Jika permintaan tersebut belum bisa dikabulkan seketika, orangtua bersusah payah untuk mewujudkannya. Kadang kadang saya teringat pengalaman pribadi saya, keinginan untuk dapat menggunakan sepeda motor pada saat SMA baru kesampaian 5 tahun kemudian. Sementara siswa saya sudah diberi iming iming untuk dibelikan sepeda motor setelah masuk SMA ( kira kira 2 tahun lagi). Dalam pandangan saya alangkah tidak bijaksana jika memberikan sesuatu pada anak tanpa mempertimbangkan keadaan mental dan cara berpikir anak. Orangtua mungkin berpikir praktis sementara anak anak berpikir hedonis.

Terlepas dari hal tersebut, mungkin ini bisa jadi adalah tanda tanda zaman di mana tuntutan masyarakat menjadi serba cepat dan instan. Cara berpikir ini kemudian membuat anak anak berpikiran yang sama. Anak remaja sekarang sudah fasih mengunakan HP, komputer, Laptop, IPod atau IPad sementara apresiasi mereka terhadap sesuatu sangat minim. Mereka tidak pernah berpikir bahawa hidup ini susah, cari uang tidak gampang, masa datang lebih berat tantangannya dsb. Inilah dilema yang menggelayuti keadaan masyarakat kita, terutama relasi orangtua dan anak. Lebih celakanya lagi tidak banyak orangtua yang menyadari ini...